Pembelajaran Diferensiasi dengan Metode Station Learning

 


   Halo, sahabat belajar 😊

    Kali ini, saya akan menceritakan tentang praktik baik yang saya lakukan yaitu pembelajaran diferensiasi menggunakan metode station learning berbasis TIK. Tentunya, sahabat sudah tidak asing lagi ya dengan pembelajaran diferensiasi. Lalu, apa itu metode station learning?

    Metode station learning adalah sebuah metode pembelajaran yang membagi kelas menjadi beberapa stasiun, di mana tiap stasiun tersebut menawarkan aktivitas atau tugas yang berbeda. Menarik sekali kan? Nah, metode ini dinilai mampu memfasilitasi keberagaman siswa karena aktiviitas pada tiap-tiap stasiun dapat disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Metode ini juga mampu menjembatani guru dan siswa untuk mengembangkan keterampilana seperti komunikasi, kerjasama, dan pemecahan masalah.

    Kelebihan lain metode station learning adalah mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir kritis. Hal tersebut karena dalam pembelajaran menggunakan metode ini, siswa didorong bekerja secara mandiri atau dengan kelompoknya untuk menyelesaikn permasalahan yang disajikan. Inilah yang dinamakan pembelajaran berpusat pada sisw. Guru bukan lagi sebagai sumber satu-satunya dalam belajar, namun guru menjadi fasilitator untuk bersama-sama dengan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu, saya sebagai guru bertanggung jawab untuk melaksanakan pembelajaran yang berkualitas dengan mengedepankan sistem dialogis antara guru dan siswa, melaksanakan pembelajaran yang memotivasi siswa melalui proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Dengan demikian, diharapkan tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode station learning, saya mengkombinasikannya dengan TIK yaitu aplikasi wordwall, gimkit, dan kahoot.

Ada 6 stasiun yang saya rancang, yaitu sebagai berikut.

  1. Stasiun 1: terdapat buku, LKS, dan sumber referensi lain dalam bentuk barcode yang ditempel dimeja
  2. Stasiun 1: terdapat laptop yang menayangkan video pembelajaran.
  3. Stasiun 3: terdapat beberapa kertas hvs kosong dan sepaket spidol untuk membentuk prakarya dalam bentuk mindmapping.
  4. Stasiun 4: terdapat barcode yang bisa discan dan mengarah ke web kuis wordwall, kuis mencari kata.
  5. Stasiun 5: terdapat LKPD sebagai implikasi materi pembelajaran.
  6. Stasiun 6: terdapat barcode yang bisa discan dan mengarah ke web kui gimkit, kuis berbentuk petualangan sejenis super mario.

     Dalam implementasinya, sahabat belajar bebas menentukan jumlah stasiun pembelajaran. Namun, yang perlu diingat adalah harus disesuaikan dengan kondisi siswa dan kelas di masing-masing satuan pendidikan.

 

    
    Bagaimana pelaksanan pembelajaran dengan metode station learning? Siswa secara berkelompok mengunjungi tiap-tiap stasiun dan melaksankan tugas/aktivitas yang diminta di stasiun tersebut. Begitu seterusnya hingga semua stasiun dikunjungi. Jika semua kelompok sudah mengunjungi tiap stasiun kemudian dilaksanakana evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Di akhir pembelajaran, dilakukan asesmen formatif menggunakan aplikasi kahoot. Aplikasi digital yang mampu menumbuhkan semangat siswa dalam mengerjakan kuis karena dikemas dengan permainan yang menarik dan inovatif.

  

Setelah dilaksanakan praktik baik tentang pembelajaran diferensiasi menggunakan metode station learning berbasis TIK diperoleh hasil yang baik dan terbukti efektif untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar. Dengan metode station learning, ternyata siswa lebih semanagat dan tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan, siswa akan terus bergerak aktif menuju satu stasiun ke stasiun lain sehingga siwa merasa dilibatkan penuh dalam proses pembelajaran. Dengan metode station learning, siswa juga merasa lebih difasilitasi terkait gaya belajarnya, karena pada tiap stasiun menawarkan gaya belajar yang berbeda. Selain itu, teknologi digital yang digunakan berupa wordwall,  gimkit, dan kahoot membuat siswa merasa senang dan tertarik untuk lebih memahami materi pembelajaran.

-Annisa Nurrahmawati-

Komentar