Inovasi Pembelajaran Teks Berita: Gen Z Membaca Koran

 Halo Sahabat Belajar 😊

    Dewasa ini, pembaca koran konvensional sudah sangat berkurang. Bahkan, generasi Z, yang notabene adalah siswa SMA, ternyata banyak yang tidak mengenal koran. Untuk itu, kali ini saya menggunakan koran dalam pembelajaran materi teks berita.

    Motivasi membaca berita pada siswa cenderung rendah, remaja saat ini lebih senang untuk scroll sosial media dan bermain game di gawai mereka. Menurut survey yang saya laksanakan di sekolah saya, siswa di tempat saya mengajar asing dengan berita di sebuah koran. Biasanya mereka lebih senang membaca berita di tiktok, instagram, dan X (twitter). Padahal berita-berita yang ada di platform tersebut, tidak memenuhi standar berita yang baik (belum ADIKSIMBA: Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana). Untuk itulah, saya memanfaatkan koran cetak sebagai media pembelajaran di dalam kelas, Saya ingin mengenalkan kepada siswa tentang koran cetak dan bagaimana sebuah berita ditulis dengan benar.

    Dalam pelaksanaanya, saya menggunakan model PBL (Problem Based Learning). Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut.

  1. Pada kegiatan inti, yaitu orientasi siswa terhadap masalah, saya menayangkan sebuah berita tentang diversifikasi panganan lokal sumber karbohidrat.
  2. Sintak mengorganisasikan siswa pada masalah, saya meminta siswa untuk mencari berita dalam koran yang dibawa (pertemuan sebelumnya, siswa sudah diberi instruksi untuk membawa koran) kemudian membaca berita tersebut. Jika siswa tertarik dengan berita yang dibaca, berita tersebut kemudia dipotong lalu ditempel di buku tulis. 
  3. Membimbing penyelidikan individu, saya sebagai guru mengawasi dan mendampingi kegiatan pembelajaran dan memastikan setiap siswa aktif dan mengerjakan tugas yang diberikan.
  4. Dalam menyajikan hasil karya, siswa menganalisis teks berita tersebut dengan ADIKSIMBA dan membuat rangkuman sesuai dengan jawaba-jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat. Dari kegiatan tersebut, melahirkan sebuah berita baru dengan penulisan yang berbeda sesuai dengan gaya selingkung setiap siswa.
  5. Menganalisis dan mengevaluasi masalah, siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa lain memberi tanggapan serta saran. Guru berperan sebagai fasilitator dan penguat untuk menarik kesimpulan dalam materi pembelajaran.

    Dari kegiatan tersebut, siswa yang saya pikir tidak mau membaca ternyata menghasilkan tulisan yang bagus sesuai dengan analisis membacanya. Koran nyatanya dapat memfasilitasi siswa dalam kegiatan menulis dan mengembangkan ide. Selama ini, kesulitan siswa dalam menulis bisa jadi disebabkan dengan materi bacaan yang kurang berkualitas sehingga wawasannya tidak terlalu luas. Dengan koran ini, siswa akhirnya mengetahui tentang penulisan berita yang benar dan meningkatkan hasil tulisan siswa menjadi lebih baik.

Pelaksaan praktik baik di dalam kelas dapat dilihat dalam video berikut.



-Annisa Nurrahmawati-

Komentar

  1. Semoga setelah pembelajaran ini, anak-anak banyak yang tertarik untuk membaca koran ya.

    BalasHapus

Posting Komentar